Karakter adalah
gambaran tingkah laku yang menonjolkan nilai benar-salah , baik buruk
secara implisit maupun eksplisit ( Alwisol, 2006 ). Karakter yang
berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Pendidikan
karakter dinilai berhasil apabila anak telah menunjukkan habit atau
kebiasaan berperilaku baik dan dapat memaknai serta menghargai nilai
karakter tersebut. Untuk itu pembentukan karakter anak harus berkaitan
dengan aspek kognitif dan dikuatkan dengan aspek afektif. Hal
initentunya melibatkan berbagai pihak , baik orang tua, guru maupun
lingkungan masyarakat.
Keberhasilan proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari keberadaan
sang guru. Guru merupakan pelaku utama di sekolah formal maupun
non-formal untuk membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian yang baik, memiliki
pengetahuan dan wawasan yang luas, sehat jasmani maupun rohani serta
memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sosok sang guru
adalah orang yang dapat dipercaya dan diteladani oleh seluruh siswanya
serta lingkungannya.
Guru juga disebut sebagai pendidik. Menurut Poerwadarminta dalam kamus
bahasa Indonesia, pendidikan berarti orang yang mendidik, dengan kata
lain pendidik adalah orang yang meakukan kegiatan dalam bidang
pendidikan.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak kalangan yang mulai meragukan
kapabilitas dan kredibilitas guru. Perannya sebagai pengajar dan
pendidik mulai dipertanyakan. Misinya sebagai pencetak generasi yang
unggul, terampil, dan bermoral, belum sepenuhnya terwujud. Para pelajar
kita justru semakin menjauh dari kondisi ideal seperti yang diharapkan.
Yang lebih memprihatinkan, para pelajar itu mulai kehilangan kepekaan
moral, terbius dalam atmosfer zaman yang serba gemerlap, tersihir oleh
kehidupan yang memburu selera dan kemanjaan nafsu, terjebak ke dalam
sikap hidup instan. Tawuran antar pelajar merajalela, pesta ”pil setan”
menyeruak, pergaulan bebas makin mencuat ke permukaan.Melihat fennomena
saat ini , sudah dapat dipastikan bahwa dimasa yang akan dating tidak
ada jaminan Indonesia bisa lebih baik. Banyak sekolah meraih kesuksesan
semu dan menanam potensi kegagalan bangsa.
Segala cara dilakukan untuk meraih kesuksesan sesaat. Contohnya
pelaksanaan Ujian Nasional, banyak yang gagal karena sekolah tidak
berhasil membangun karakter siswa untuk menjadi siswa yang disiplin,
percaya diri, berbudi pekerti serta berakhlak mulia. Kegagalan di masa
yang akan datang adalah andil pendidikan pada saat ini dan rusaknya
karakter bangsa saat ini adalah buah dari masa lalu.
Departemen Pendidikan Indonesia dalam Renstra 2010-2014, memasukkan
pembangunan karakter sebagai salah satu misinya. Memang tidak mudah
untuk mengubah keadaan, tetapi paling tidak kita dudukkan pendidikan
sebagai pilar pembentuk karakter bangsa.
(http://metronews.fajar.co.id/read/95036/19/pendidikan-membentuk-karakter-bangsa).
Teori
yang pertama kali mengkaji tentang pendidikan karakter adalah teori
pedagogik foerster (dalam koesoema, 2007). Teori ini menekankan aspek
etis-spiritual dalam pembentukan karakter anak. Pendidikan karakter ini
memiliki karakter anak. Pendidikan karakter ini memiliki karakteristik:
1). Menekankan nilai sebagai pedoman normatif perilaku anak, 2).
Menekankan pada ketahanan diri anak sehingga anak memiliki keteguhan
dalam memengang prinsip hidup. 3). Memiliki kemandirian, dan 4). Memilki
daya tahan. Teori ini memberikan penekanan pada isi dari pendidikan
karakter.
Pembangunan karakter bangsa di sekolah dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan eksrakurikuler yang salah satunya adalah
kepramukaan, sejalan dengan rencana strategis tahun 2009-2014 lebih
menekankan pada pelaksanaan fungsi pokok Gerakan Pramuka sebagai Lembaga
Pendidikan Kader Bangsa.
Tetapi dalam pelaksanaannya di sekolah terdapat beberapa kendala, antara
lain karena sifat nya sukarela maka kepramukaan hanya diikuti
segelintir siswa saja, atau kalaupun ada sekolah yang mewajibkan
kegiatan tersebut maka hasil nya tidak juga maksimal, artinya hanya
kuantitas nya saja yang besar.
Keteladanan sudah menjadi semacam harga mati bagi semua profesi,
terlebih profesi guru. Sementara itu, keteladanan identik dengan sifat
seorang pemimpin yang baik. Kouszer &Pousner dalam the leadership
challenge menjelaskan riset mengenai karakter pemimpin yang dikagumi
oleh para pengikutnya ( orang yang dipimpinnya). Berikut ini lima
karakteristik pemimpin yang paling dikagumi : 1) jujur, 2) berorientasi
kemasa depan, 3) komitmen, 4) membangkitkan semangat, 5) cerdas.
Dalam rangka memperkuat pelasanaan pendidikan karakter baik disekolah,
keluarga maupun masyarakat, pemerintah sebenarnya telah mengidentifikasi
18 nilai yang bersumber dari agama, budaya dan falsafah bangsa.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter tersebut jika
dideskripsikan sebagai berikut: 1). Religius, 2). Jujur,
3).Toleransi.4).disiplin, 5). Kerja keras, 6). Kreatif, 7). Mandiri,8).
Demokratis, 9). Rasa ingin tahu, 10). Semangat kebangsaan, 11). Cinta
tanah air, 12). Menghargai prestasi, 13). Bersahabat/ komunikatif, 14).
Cinta damai, 15). Gemar membaca, 16). Peduli lingkungan, 17). Peduli
sosial.18).tanggung jawab.
SMK Negeri 2 Sragen memiliki visi yang ditetapkan oleh SMK Negeri 2
Sragen adalah menghasilkan tamatan yang beriman, kompeten, kompetitif,
berkepribadian nasional dan berwawasan global. Tamatan SMK Negeri 2
Sragen menghasilkan peserta didik, 1) cerdas yaitu kecerdasan yang
dimaksud adalah tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga harus
cerdas secara spiritual, cerdas secara emosional dan sosial serta cerdas
secara kinertetik, 2) Tamatan SMK telah dibekali ketrampilan dan
kemampuan bekerja dibidangnya, sehingga mereka siap untuk langsung
bekerja tanpa perlu ditraining lagi, mereka juga dibekali kemampuan
untuk biasa membuka usaha sendiri, 3) Kompetitif yaitu jiwa kompetitif
ingin menjadi agen perubahan dan pantang menyerah sudah ditanamkan sejak
tahun pertama di SMK. Kemandirian serta kepribadian peserta didik SMK
yang unggul memicu kesiapan mental untuk bekerja atau membuka lapangan
usaha ketika lulus kelak.
Sementara itu, bidang studi MekanikaTeknik termasuk salah satu bidang
studi yang kurang begitu diminati peserta didik, khususnya kelas X TKBB1
SMK Negeri 2 Kabupaten Sragen. Hal tersebut diindikasikan dengan
berbagai fakta berikut:
1. Prestasi rata-rata peserta didik untuk bidang studi Mekanika
Teknik selama ini tidak lebih tinggi dibanding prestasi rata-rata
beberapa bidang studi lain. Nilai rata-rata peserta didik kelas X TKBB1
untuk bidang studi MekanikaTeknik rendah, sedangkan untuk beberapa
bidang studi lainya.
2. Lebih banyak peserta didik yang terkesan kurang antusias
dalam mengikuti bidang studi Mekanika Teknik dibanding beberapa bidang
studi lainnya.
3. Terdapat pengakuan dari 65 % peserta didik bahwa bidang studi
Mekanika Teknik bukan termasuk bidang studi yang menjadi minat utama
peserta didik.
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diberikan karakter pada
peserta didik dengan pembelajaran cara A.M.P.U.H. dalam merebut hati
murid.
A : Asertif dalam bertindak
M : Menghargai Murid Anda
P : Pandai Membina Hubungan Baik
U : Usaha Optimal
H : Hindari Kekerasan dan Rasa Takut.
Rendahnya karakter keaktifan, karakter kemandirian, karakter nasionalis
dan patriotis peserta didik, dan hasil belajar Mekanka Teknik pada
peserta didik X TKBB1 tadi disebabkan oleh beberapa faktor dari guru itu
sendiri seperti :
1. Guru kurang bisa menguasai kelas.
2. Guru kurang menguasai materi pelajaran.
3. Guru kurang tepat menentukan model pembelajaran yang sesuai
dengan materi.
4. Guru kurang bervariasi dalam menerapkan metode pembelajaran .
5. Guru kurang trampil memilih alat peraga yang tepat dan
sesuai dengan kompetensi dasar yang akan disajikan.
6. Guru kurang dapat memotivasi peserta didik untuk dapat
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
C. CARA PENYELASAIAN MASALAH
1. CARA A : Asertif dalam Bertindak.
Di dalam praktiknya,sikap guru dalam merespons stimulus dari perilaku
anak didiknya sangat beragam. Ada guru yang dapat menahan emosi dan
mengarahkan anak untuk berperilaku sesuai yang diharapkan, namun ada
juga yang apatis atau bersikap pasip. Guru seperti ini membiarkan
kesalahan atau perilaku buruk yang dilihatnya. Ada juga guru agresif
yang melihat suatu persoalan menggunakan kacamata kuda.tipe guruseperti
ini ,oleh murid-muridnya dianggap sebagai guru killer.
TIPE GURU MENURUT SIKAP DAN PERILAKUNYA,
a. Tipe guru apatis (Pasip)
Guru tipe ini memiliki cirri-ciri ekspresi wajah datar, tidak berani
menatap, sering meremasremas tangan sendiri, dan tekanan suara
lemah.biasameremehkan diri sendiri, tetapi menghargai orang lain.Guru
pasif cenderung menunggu orang lain menghampiri dirinya untuk
menyodorkan bantuan.
b. Tipe guru sarkastis (pasif – Agresif)
Guru tipe ini memiliki cirri-ciri suka meremehkan orang lain dan tidak
menghargai kemampuan dirinya. Bersikap pasip di depan orang banyak,
tetapi agresif di belakangnya.
c. Tipe guru Killer (Agresif)
Cirri-ciri guru tipe ini adalah selalu bertindak spontan, ekspresi wajah
dan mata melotot, suara meniggi, menganggap dirinya benar, dan orang
lain
selalu salah. Perilaku agresif lebih menekankan pada sesuatu yang
bertujuan untuk menyakiti orang lain dan secara social tidak dapat
diterima.
d. Tipe guru asertif
Guru tipe ini adalah sesuatu menunjukkan ekspresi ketulusan dan selalu
menghargai orang lain, menatap lawan bicara , tubuh tegap dan tekanan
suara tepat. Sikap asertif ( ketegasan, keberanian menyatakan pendapat)
meliputi tiga komponen dasar yaitu:
a) Kemampuan mengungkapkan perasaan ( misalnya mau menerima dan
mengungkapkan perasaan tidak suka )
b) Kemampuan mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka
(mampu menyuarakan pendapat , menyatakan ketidaksetujuannya,dan sikap
tegas, meskipun secara emosional sulit melakukan ini dan terkadang harus
menghormati sesuatu).
c) Kemampuan mempertahankan hak-hak pribadi( tidak membiarkan orang
lain mengganggu dan memanfaatkan dirinya)
Seorang guru akan dihadapkan pada berbagai karakter siswa. Bahkan kadang
kala terjadi benturan antara karakter siswa yang satu dengan yang
lainnya. Dalam menghadapi situasi seperti ini, guru dituntut manpu
mengayomi semua siswanya, termasuk siswa-siswa yang dianggap “nakal”
atau kerap membuat onar. Guru tidak boleh berpihak pada salah seorang
atau sekelompok siswa tertentu saja. Guru harus mampu meluruskan, tetapi
disisi lain juga melindungi sisi kemanusiaan mereka ( ingat, bukan
perilaku buruk siswa yang dilindungi tetapi hak mereka sebagai manusia.
TINDAKAN TEGAS YANG AMPUH:
· Menegakkan aturan dan konsisten menjaga aturan tersebut.
· Mengarahkan perilaku anak dengan tetap menjaga harga diri
· Memastikan anak-anak betanggungjawab atas pilihan yang mereka
buat.
· Menerapkan sanksi jika diperlukan, tapi bukan rasa marah.
· Berusaha mengajarkan ketrampilan social untuk menghasilkan
pilihan yang lebih baik.
10. Langkah asertif dalam menegakkan disiplin
Langkah 1. Pergoki mereka ketika sedang berbuat baik.
Sebuah iklim yang mendukung dan menyemangati membutuhkan sorotan dan
komentar-komentar positif.
Langkah 2. Gunakan isarat positip
Guru bias memanfaatkan anak-anak yang berperilaku baik sebagai contoh /
pengingat bagi mereka yang berperilaku tidak baik.
Langkah 3. Gunakan kedekatan fisik
Kemampuan seorang guru untuk mengatur kedekatan fisiknya dengan
kelompok-kelompok dan individu-individu adalah bagian penting dalam
pengelolaan kelas.
Langkah 4. Gunakan pertanyaan untuk membuat anak kembali terfokus.
Pertanyaan-pertanyaan yang terdengar santai dapat menjadi cara yang
sangat kuat untuk membuat anak kembali terfokus tanpa menarik banyak
perhatian.
Langkah 5. Ulangi arahan secara personal .
Memberikan seorang anak pengarahan singkat dan personal diikuti dengan
pemberian waktu beberapa detik untuk membiarkan si anak memfokuskan
kembali perilakunya sangatlah efektif, terutama bagi anak-anak yang
memiliki respons buruk terhadap teguran dimuka public,
Langkah 6. Akui dan arahkan kembali.
Guru tidak boleh terjebak kedalam perilaku argumentasi atau sekunder.
Guru-guru yang cerdas menggunakan pengakuan yang diikuti dengan
pengarahan kembali.
Langkah 7. Berikan pengingat aturan yang jelas.
Pengingat aturan-aturan kelas yang personal dan tegas dapat menjadi
strategi yang sangat efektif dan tidak konfrontasional dengan
menyebutkan aturan-aturan tersebut sebagai “peraturan kita” bukan
“peraturan ibu/bapak”
Langkah 8. Berikan pilihan yang jelas.
Menyatakan berbagai konsisten atas pilihan-pilihan tidak baik
yangberkelanjutan, secara tegas mengembalikan pusat kendali dan tanggung
jawab.
Langkah 9. Gunakan konsekuensi yang telah disetujui
Jika anak-anak terus membuat pilihan yang buruk , guru dapat menerapkan
konsekuensi-konsekuensi yang telah dietujui bersama.
Langkah 10. Gunakan strategi “ keluar”
Jika sejumlah anak terus menerus menggunakan proses mengajarkan secara
signifikan dan atau proses belajar anak-anaklain, merekabisa dikeluarkan
dari ruang kelas dengan menggunakan prosedur-prosedur yang telah
disetujui sekolah.namun perlu diketahui bahwa hukuman jenis iniadalah
hukuman yang cukup serius.
2. CARA M : MENGHARGAI MURID.
Setiap manusia apapun latar belakangnya, memiliki kesamaan yang
mendasar, yaitu ingin dipuji, diakui, didengarkan, dan dihormati.
Kebutuhan ini sering terlupakan begitu saja. Manusia bukan sekedar
makluk fisik, tetapi juga makluk spiritual yang membutuhkan sesuatu yang
jauh lebih bernilai.
Mengapa guru perlu memberI pujian? Ada beberapa manfaat yang bias
didapat dengan memberikan pujian:
· Menunjukkan pnghargaan atasupaya murid-murid
· Memastikan bahwa perilaku yang baik terus berulang
· Membangun hubungan yang lebih dekat dan komunikasi yang lebih
positif
· Memberikan contoh pada murid-murid lain agar mengikuti
perilaku yang baik.
Bentuk –bentuk pujian bias diberikan melalui ucapan-ucapan seperti
terima kasih; kamu hebat; luar biasa; atau gesture seperti acungan
jempol, senyuman, anggukan setuju, tepukan di bahu, dan lain-lain.
CARA P : PANDAI MEMBINA HUBUNGAN BAIK
Kiat cerdas berkomunikasi.
Seorang guru harus menyadari betapa pentingnya ketrmpilan komunikasi
dalam proses pembelajaran seperti halnya menyadari bahwa semua sisa
memiliki berbagai tingkat kekuatan dan kelemahan.hanya melalui
ketrampilan komunikasilah dia dapat memperkenalkan solusi kreatif dan
efektif untuk masalah-masalh siswa.
Berikut ini adalah kiat-kiat cerdas berkomunikasi
a. Menggunakan bahasa motivasi
b. Menggunakan bahasa tubuh
c. Menggunakan humor
3. CARA U : USAHA OPTIMAL
Niat dan keyakinan
Manuasia wajib berusaha , tuhan yang menentukankeberhasilannya
pernyataan tersebut sangat dipercaya oleh manusia beragama diseluruh
dunia. Usaha yang baik harus dimulai dari niat yang baik pula, aspek
niat itu ada 3 hal,
a. Diyakini dalam hati
b. Diucapkan dengan lisan (tidak perlu keras sehingga dapat
mengganggu orang lain atau bahkan menjadi riya.)
c. Dilakukan dalam bentuk amal perbuatan.
Membiasakan diri dengan kebiasaan efektif
Tujuh kebiasaan yang dipaparkan covey ternyata sangat baik jika
diaplikasikan di dalam dunia pendidikan.
1). Kebiasaan 1 jadilah proaktif
Sikap proaktif untuk kebiasaan ini adalah :
a) Sikap bertanggung jawab
b) Mengambil inisiatif
c) Menentukan tindakan, sikap, dan suasana hati
d) Tidak menyalahkan orang lain bila melakukan kesalahan
e) Melakukan yang seharusnya dilakukan tanpa diminta meskipun tidak
ada orang yang melihat.
2) kebiasan 2. Merujuk pada tujuan akhir
Kebiasaan yang merujuk pada tujuan akhir ini adalah:
a) Membuat rencana didepan dan menetapkan target
b) Melakukan hal-hal yang berarti dan membuat perbedaan
c) Menjadi bagian penting dari kelas dan memberikan kontribusi
terhadap visi dan misi sekolah
d) Berusaha menjadi warga yang baik.
3)Kebiasaan 3. Dahulukan yang utama.
Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi memfokuskan
perhatiannya pada apa yang paling penting,entah mendesak atau tidak.
Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama. Kebiasaan
mendahulukan yang utama adalah:
a) Menghabiskan waktu untuk hal-hal terpenting, ini berarti
mengatakan tidak untuk hal-hal yang tak bolah dilakukan
b) Menetapkan prioritas
c) Membuat jadwal dan melaksanakan rencana
d) Disiplin dan terorganisasi
4)Kebiasaan 4. Berpikir menang-menang.
Kebiasaan berpikir menang ini adalah:
a) Menyeimbangkan keberanian mendapatkan kemauan saya dan kemauan
orang lain.
b) Selalu mempertimbangkan perasaan orang lain
c) Jika terjadi perselisihan, mencari alternative ketiga.
5) kebiasaan 5 : berusaha memahami terlebih dulu, baru pahami
Kebiasaan berusaha untuk memahami terlebih dahulu baru dipahami ini
adalah:
a) Mendengarkan gagasan dan perasaan orang lain
b) Mencoba melihat dari sudut pandang mereka
c) Mendengarkan oranglain tanpa memotong pembicaraan
d) Menatap mata lawan bicara.
6.Kebiasaan 6. Wujudkan sinergi
Kebiasaan mewujudkan sinergi ini adalah:
a) Menghargai kekuatan orang lain dan belajar darinya.
b) Pandai bergaul bahkan dengan orang yang berbeda
c) Bekerja baik dalam kelompok
d) Meminta gagasan orang lain untuk memecahkan masalah. Sebab dengan
bekerja sama dengan orang lain akan dihasilkan solusi yang lebih baik
daripada jika seseorang bekerja secara individu
e) Bersikap rendah hati.
7. kebiasaan mengasah gergaji.
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus menerus dalam
keempat bidang kehidupan dasar,yakni fisik,sosial,/emosional, mental.dan
rohani.
a) Menjaga tubuh dengan menjaga makanan, berolah raga, dan tidur
secukupnya.
b) Menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman
c) Belajar dengan berbagai cara dan diberbagai tempat
d) Meluangkan waktu mencari cara yang berarti untuk membantuorang
lain.
CARA H : HINDARI KEKERASAN DAN RASA TAKUT
Rasa takut dan akibat yang ditimbulkannya.
Perlakuan yang menimbulkan rasa takut yang dialami anak dapat memberikan
dampak negative bagi tumbuh kembangnya.anak yang mengalami rasa cemas
akan mengalami gangguan psikologis seperti kurang percaya diri, rendah
diri, dan merasa tidak berarti dalam lingkungannya sehingga tidak
termotivasi untuk mewujudkan potensi-potensi yang dimilikinya.
Cara ampuh mengatasi konflik kekerasan.
Berikut hal-hal yang biasa dilakukan guru dalam mengatasi konflik.
1. Mendengar aktif
2. Pastikan pesan guru efektif
Indicator bahwa pesan yang disampaikan guru efektif adalah sebagai
berikut:
a) Murid dapat menangkap apa yang menyebabkan guru terganggu.
b) Pesan guru harus mengandung pengaruh yang konkret, yang dapat
merangsang murid untuk mengubah tingkah laku.
c) Pesan guru disampaikan secara asertif. Dengan kata lain seorang
guru mampu menyampaikan maksud dan perasaan-perasaannya kepada murid
tanpa menyinggung atau melukai perasaan murid yang menerimanya.
3. Menyelesaikan konflik secara kontruktif.
Hal yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan konflik secara konstruktif
adalah sebagai berikut:
a) Respek , sikap menerima dan menghargai pihak lain sebagaimana
adanya.
b) Mencari titik temu, bukan memperlebar jurang perbedaan
c) Menghargai tindakan-tindakan yang menyakiti secara fisik.
d) Menghindari jangan sampai ada pihak yang merasa dipermalukan
4. Menerima dan memberikan feedback/ umpan balik yang bermanfaat.
Ada beberapa trik menyampaikan feedback yang positip yaitu,
a). diberikan secara jujur, tidak ada maksud tersembunyi atau
siasatuntuk maksud lain.
b) .Diberikan secara deskripsi, terurai sehingga tergambar jelas,
c) hindari feedback yang berada penilaian
d) ditujukan pada tingkah laku yang ingin diubah, bukan pada
individunya.
e) bersifat khusus, kata tidakdisiplin harus dipersempit menjadi
misalnya terlambat dating, tidak mengerjakan PR dan lain-lain
f) disampaikan dengan segera.
D. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
SIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan mendapatkan cara A
M P U H didalam merebut hati murid di sekolah sekolah yang selama ini
guru kurang memperhatikan itu semuanya. cara AMPUH merebut hati murid.
A : Asertif dalam bertindak
M : Menghargai Murid Anda
P : Pandai Membina Hubungan Baik
U : Usaha Optimal
H : Hindari Kekerasan dan Rasa Takut.
Manfaat bagi guru untuk cara A M P U H untuk merebut hati murid, dapat
membuat,
a) Meningkatkan kompensi kepribadian dan kemampuan bersikap asertif
untuk membangun dan memelihara pembelajaran yang menyenangkan.
b) Membangun budaya saling menghormati dan berpikir positif agar
tercipta suasana pembelajaran unggul.
c) Memperoleh kiat jitu dalam berkomunikasi dan membangun hubungan
baik dengan murid, orang tua murid, dan stakeholders.
d) Meningkatkan kebiasaan efektif dan berpikir maju
e) Mendalami motivasi hidupmulia dan mengkatkan rasa cinta terhadap
profesi sebagai pendidik.
REKOMENDASI
1 Sekolah sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan formal diharapkan
dapat menerapkan guru cara A.M.P.U.H agar pelaksanaannya proses
pembelajaran di kelas dapat optimal.
2. Sekolah diharapkan mengikutsertakan semua guru dalam seminar
guru cara A.M.P.U.H merebut hati murid.
3. Sekolah mengadakan seminar dan pelatihan pada dasarnya dilakukan
melalui tiga orientasi, yaitu:
a) Training of the head: bertujuan untuk membangun dimensi kognitif
yaitu mindset, paradigm, konsep, teori dan prinsip.
b) Training of the hands: bertujuan untuk membangun dimensi
psikomotorik, yaitu kompetensi, skill, kapabilitas, kebiasaan,
kemahiran, dan keahlian.
c) Training of the heart: bertujuan untuk membangun dimensi
afektif, yaitu emosional, semangat, spiritualitas, motivasi, sikap, dan
karakter.
E. PELAJARAN YANG DIPEROLAH
Hasil dari pembelajaran cara A.M.P.U.H adalah data harian pada
kompetensi Mekanika Teknik dan data observasi kelas X TKBB1 berupa data
perilaku siswa yang didapat dari guru, dan data dokumentasi foto. Hal
yang dibahas berupa proses pembelajaran, peningkatan karakter peserta
didik pada kompetensi Mekanika Teknik dan terjadi perubahan akifitas
belajar siswa .
Sedangkan kondisi karakter peserta didik hasil obserfasi dapat dilihat
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel Pencapaian karakter peserta didik
no
Aspek karakter
Pertemuan1
Pertemuan2
Pertemuan3
Pertemuan4
keterangan
1
Religius
52
77
88
94
naik
2
Jujur
40
62
74
80
naik
3
Toleransi
31
51
61
72
naik
4
Disiplin
37
37
48
56
naik
5
Kerja keras
46
45
50
56
naik
6
Kreatif
31
46
52
57
naik
7
Mandiri
37
46
51
56
naik
8
Demokratis
31
42
51
63
naik
9
Rasa ingin tahu
52
77
88
94
naik
10
Semangat kebangsaan
40
62
74
80
naik
11
Cinta tanah air
31
51
61
72
naik
12
Menghargai prestasi
37
37
48
56
naik
13
Bersahabat/komunikatif
46
45
50
56
naik
14
Cinta damai
31
46
52
57
naik
15
Gemar membaca
37
46
88
56
naik
16
Peduli lingkungan
46
42
74
63
naik
17
Peduli sosial
31
46
88
56
naik
18
Tanggung jawab.
37
42
74
63
naik
Dilihat dari tabel diatas tingkatan dalam karakter peserta didik :
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, Untuk hasil obserfasi analisa:
di dalam siklus 2 ini belum ada yang mencapai sangat tinggi, tinggi
terdapat di dalam indikator sangat tinggi: terdapat pada indikator 1).
Religius, 2). Jujur, 3).Toleransi.4).disiplin, 5). Kerja keras, 6).
Kreatif, 7). Mandiri,8). Demokratis, 9). Rasa ingin tahu, 10). Semangat
kebangsaan, 11). Cinta tanah air, 12). Menghargai prestasi, 13).
Bersahabat/ komunikatif, 14). Cinta damai, 15). Gemar membaca, 16).
Peduli lingkungan, 17). Peduli sosial.18).tanggung jawab.
Karakter peserta didik dapat melatih memori siswa agar bekerja dan
berkembang secara optimal. Guru perlu memberikan kesempatan siswa untuk
mengoptimalisasikan memori siswa bekarja secara maksimal dengan
memberikan waktu untuk mengungkapkan kreatifitas sendiri. Cara lain
untuk membentuk karakter peserta didik dengan memberikan berbagai
pengalaman belajar bermakna yang bermanfaat bagi kehidupan peserta
didik, pemberian rangsangan tugas, tantangan , memecahkan masalah atau
mengembangkan pembiasaan agar dalam dirinyatumbuh kesadaran bahwa
belajar menjadi kebutuhan hidupnya. Alasan lain mengaktifkan peserta
didik yaitu dengan menganalisis cara belajar peserta didik yang
berbeda-beda. Setiap peserta didik perlu memperoleh layanan bimbingan
belajar yang berbeda-beda pula, sehingga seluruh siswa dapat berkembang
sesuai dengan tingkat kemampuannya. Guru perlu menyadari bahwa peserta
didik berlaar belakang sosial yang berbeda sehingga guru mempunyai tugas
untuk menumbuhkan kesadaran agar setiap peserta didik merasa
membutuhkan belajar.
Implikasi karakter dalam proses belajar terlihat dari beberapa kegiatan
yaitu, 1) memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada peserta
didik untuk berkreatifitas dalam proses belajarnya. 2) memberikan
kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan , 3) memberikaan tugas
individual dan kelompok melalui kontrol guru, 4) memberikan pujian
verbal dan non verbal terhadap peserta didik yang memberikan respons
terhadap pertanyaan yang diajukan, 5) menggunakan mukti metode dan mukti
media di dalam pembelajaran ( Aunurrahman, 2009: 121 dalam
ebookbrowse.com / teori-keaktifan siswa dalam pembelaajaran.pdf.2013.tgl
28-2-2013 jam 10.00 WIB.). Dalam menganalisis tentang karakter
terdapat beberapa indikator yang dapat menjadi pedoman dalam pengukuran
karakter. Indikator karakter peserta didik dapat dilihat dari kriteria
berikut ini, 1). Religius, 2). Jujur, 3).Toleransi.4).disiplin, 5).
Kerja keras, 6). Kreatif, 7). Mandiri,8). Demokratis, 9). Rasa ingin
tahu, 10). Semangat kebangsaan, 11). Cinta tanah air, 12). Menghargai
prestasi, 13). Bersahabat/ komunikatif, 14). Cinta damai, 15). Gemar
membaca, 16). Peduli lingkungan, 17). Peduli sosial.18).tanggung jawab.(
Amiruloh.S:37-38)
Tabel 2 Pencapaian nilai mata pelajaran Mekanika teknik
NO.
NAMA
pertemuan
pertemuan
pertemuan
pertemuan
Rara2x
KETUNTASAN
1
2
3
4
TUNTAS
TIDAK
1
AAN DWI .S
70
75
75
75
74
√
2
AGIL PUTRA .Y
70
80
87
80
79
√
3
AGUNG SAIPUL
70
80
87
85
81
√
4
AKBAR AJI .S
65
75
80
80
75
√
5
AKHIR PUJI .L
70
80
80
80
78
√
6
ALDALIA .A.P.
70
80
75
75
75
√
7
ALIF FIRMAN N
70
75
75
75
74
√
8
ANJAR DWI .S
70
82
75
80
77
√
9
APRILIA .N.R
70
80
80
85
79
√
10
APRILIYA .N
70
85
86
90
83
√
11
ARIEF .W
0
0
0
0
0
12
ARIFIN
70
80
85
90
81
√
13
AYU .W.E
70
80
85
90
81
√
14
BAYU .K
70
85
85
90
83
√
15
BUDI .A
65
70
70
65
68
√
16
DAPIT .B
80
90
100
100
93
√
17
DEDI .S
80
80
94
95
87
√
18
DICKY .D
80
80
88
90
85
√
19
DIRGANTARA
70
75
82
80
77
√
20
ELISA .A..S
70
75
75
75
74
√
21
EMANDA .C .I
70
75
78
80
76
√
22
ERWANDA .S
70
77
78
79
76
√
23
FAJAR .K
65
75
70
70
70
√
24
FEBYAN .D .W
70
80
80
80
78
√
25
GALUH .C .P
80
90
90
90
88
√
26
GUSTI DWI .S
65
65
70
70
68
√
27
HARI ADI.R
70
80
80
80
78
√
28
IMRON NUR ,Y
80
90
90
90
88
√
29
INDRI ARI .K
65
70
75
75
71
√
30
JAFAR SHIDIQ
70
80
80
80
78
√
31
JANUAR .W.R
65
70
70
70
69
√
32
LARAS NUR .P
90
90
98
100
95
√
33
LEA YUGUS .A
65
75
75
80
74
√
Prosentase yang Tuntas
87%
97%
100%
97%
29/32 x 100% = 91 %
Prosentase yang Tidak Tuntas
15,6%
3%
0%
3%
3/32x100% = 9%
Keterangan:
Nilai 1 : balok diatas dua dudukan dengan beban terbagi merata 87%
Nilai 2 : balok diatas dua dudukan dengan beban terbagi segitiga 97%% .
Nilai 3 : balok dua dudukan dengan beban trepesium 100% .
Nilai 4 : balok dua dudukan beban gabungan 97%
Jumlah rata rata kelas = 95%
Dari hasil penilaian pada pertemuan 1materi balok diatas dua dudukan
dengan beban terbagi merata memperoleh nilai ketuntasan 87%, pertemuan
ke 2 dengan materi balok diatas dua dudukan dengan beban terbagi
segitiga mempeooleh nilai ketuntasan 97%, pertemuan ke3 materi balok
dua dudukan dengan beban trapesium memperoleh nilai ketuntasan 100%, dan
pada pertemuan ke 4 dengan materi balik dua dudukan beban gabungan 97%,
sehingga dapat diperoleh nilai rata-rata 95%.
E. DAFTAR PUSTAKA
Amirulloh,S. 2014. Model Pendidikan Karakter dalam
Keluarga.Jakarta.Gramedia.... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2015/11/pengalamanterbaik-meningkatkan-karakter.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar