Sabtu, 09 Januari 2016

UTAMA

Karakter adalah gambaran tingkah laku yang menonjolkan nilai benar-salah , baik buruk secara implisit maupun eksplisit ( Alwisol, 2006 ). Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Pendidikan karakter dinilai berhasil apabila anak telah menunjukkan habit atau kebiasaan berperilaku baik dan dapat memaknai serta menghargai nilai karakter tersebut. Untuk itu pembentukan karakter anak harus berkaitan dengan aspek kognitif dan dikuatkan dengan aspek afektif. Hal initentunya melibatkan berbagai pihak , baik orang tua, guru maupun lingkungan masyarakat. Keberhasilan proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari keberadaan sang guru. Guru merupakan pelaku utama di sekolah formal maupun non-formal untuk membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian yang baik, memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, sehat jasmani maupun rohani serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sosok sang guru adalah orang yang dapat dipercaya dan diteladani oleh seluruh siswanya serta lingkungannya. Guru juga disebut sebagai pendidik. Menurut Poerwadarminta dalam kamus bahasa Indonesia, pendidikan berarti orang yang mendidik, dengan kata lain pendidik adalah orang yang meakukan kegiatan dalam bidang pendidikan. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak kalangan yang mulai meragukan kapabilitas dan kredibilitas guru. Perannya sebagai pengajar dan pendidik mulai dipertanyakan. Misinya sebagai pencetak generasi yang unggul, terampil, dan bermoral, belum sepenuhnya terwujud. Para pelajar kita justru semakin menjauh dari kondisi ideal seperti yang diharapkan. Yang lebih memprihatinkan, para pelajar itu mulai kehilangan kepekaan moral, terbius dalam atmosfer zaman yang serba gemerlap, tersihir oleh kehidupan yang memburu selera dan kemanjaan nafsu, terjebak ke dalam sikap hidup instan. Tawuran antar pelajar merajalela, pesta ”pil setan” menyeruak, pergaulan bebas makin mencuat ke permukaan.Melihat fennomena saat ini , sudah dapat dipastikan bahwa dimasa yang akan dating tidak ada jaminan Indonesia bisa lebih baik. Banyak sekolah meraih kesuksesan semu dan menanam potensi kegagalan bangsa. Segala cara dilakukan untuk meraih kesuksesan sesaat. Contohnya pelaksanaan Ujian Nasional, banyak yang gagal karena sekolah tidak berhasil membangun karakter siswa untuk menjadi siswa yang disiplin, percaya diri, berbudi pekerti serta berakhlak mulia. Kegagalan di masa yang akan datang adalah andil pendidikan pada saat ini dan rusaknya karakter bangsa saat ini adalah buah dari masa lalu. Departemen Pendidikan Indonesia dalam Renstra 2010-2014, memasukkan pembangunan karakter sebagai salah satu misinya. Memang tidak mudah untuk mengubah keadaan, tetapi paling tidak kita dudukkan pendidikan sebagai pilar pembentuk karakter bangsa. (http://metronews.fajar.co.id/read/95036/19/pendidikan-membentuk-karakter-bangsa). Teori yang pertama kali mengkaji tentang pendidikan karakter adalah teori pedagogik foerster (dalam koesoema, 2007). Teori ini menekankan aspek etis-spiritual dalam pembentukan karakter anak. Pendidikan karakter ini memiliki karakter anak. Pendidikan karakter ini memiliki karakteristik: 1). Menekankan nilai sebagai pedoman normatif perilaku anak, 2). Menekankan pada ketahanan diri anak sehingga anak memiliki keteguhan dalam memengang prinsip hidup. 3). Memiliki kemandirian, dan 4). Memilki daya tahan. Teori ini memberikan penekanan pada isi dari pendidikan karakter. Pembangunan karakter bangsa di sekolah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan eksrakurikuler yang salah satunya adalah kepramukaan, sejalan dengan rencana strategis tahun 2009-2014 lebih menekankan pada pelaksanaan fungsi pokok Gerakan Pramuka sebagai Lembaga Pendidikan Kader Bangsa. Tetapi dalam pelaksanaannya di sekolah terdapat beberapa kendala, antara lain karena sifat nya sukarela maka kepramukaan hanya diikuti segelintir siswa saja, atau kalaupun ada sekolah yang mewajibkan kegiatan tersebut maka hasil nya tidak juga maksimal, artinya hanya kuantitas nya saja yang besar. Keteladanan sudah menjadi semacam harga mati bagi semua profesi, terlebih profesi guru. Sementara itu, keteladanan identik dengan sifat seorang pemimpin yang baik. Kouszer &Pousner dalam the leadership challenge menjelaskan riset mengenai karakter pemimpin yang dikagumi oleh para pengikutnya ( orang yang dipimpinnya). Berikut ini lima karakteristik pemimpin yang paling dikagumi : 1) jujur, 2) berorientasi kemasa depan, 3) komitmen, 4) membangkitkan semangat, 5) cerdas. Dalam rangka memperkuat pelasanaan pendidikan karakter baik disekolah, keluarga maupun masyarakat, pemerintah sebenarnya telah mengidentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, budaya dan falsafah bangsa. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter tersebut jika dideskripsikan sebagai berikut: 1). Religius, 2). Jujur, 3).Toleransi.4).disiplin, 5). Kerja keras, 6). Kreatif, 7). Mandiri,8). Demokratis, 9). Rasa ingin tahu, 10). Semangat kebangsaan, 11). Cinta tanah air, 12). Menghargai prestasi, 13). Bersahabat/ komunikatif, 14). Cinta damai, 15). Gemar membaca, 16). Peduli lingkungan, 17). Peduli sosial.18).tanggung jawab. SMK Negeri 2 Sragen memiliki visi yang ditetapkan oleh SMK Negeri 2 Sragen adalah menghasilkan tamatan yang beriman, kompeten, kompetitif, berkepribadian nasional dan berwawasan global. Tamatan SMK Negeri 2 Sragen menghasilkan peserta didik, 1) cerdas yaitu kecerdasan yang dimaksud adalah tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga harus cerdas secara spiritual, cerdas secara emosional dan sosial serta cerdas secara kinertetik, 2) Tamatan SMK telah dibekali ketrampilan dan kemampuan bekerja dibidangnya, sehingga mereka siap untuk langsung bekerja tanpa perlu ditraining lagi, mereka juga dibekali kemampuan untuk biasa membuka usaha sendiri, 3) Kompetitif yaitu jiwa kompetitif ingin menjadi agen perubahan dan pantang menyerah sudah ditanamkan sejak tahun pertama di SMK. Kemandirian serta kepribadian peserta didik SMK yang unggul memicu kesiapan mental untuk bekerja atau membuka lapangan usaha ketika lulus kelak. Sementara itu, bidang studi MekanikaTeknik termasuk salah satu bidang studi yang kurang begitu diminati peserta didik, khususnya kelas X TKBB1 SMK Negeri 2 Kabupaten Sragen. Hal tersebut diindikasikan dengan berbagai fakta berikut: 1. Prestasi rata-rata peserta didik untuk bidang studi Mekanika Teknik selama ini tidak lebih tinggi dibanding prestasi rata-rata beberapa bidang studi lain. Nilai rata-rata peserta didik kelas X TKBB1 untuk bidang studi MekanikaTeknik rendah, sedangkan untuk beberapa bidang studi lainya. 2. Lebih banyak peserta didik yang terkesan kurang antusias dalam mengikuti bidang studi Mekanika Teknik dibanding beberapa bidang studi lainnya. 3. Terdapat pengakuan dari 65 % peserta didik bahwa bidang studi Mekanika Teknik bukan termasuk bidang studi yang menjadi minat utama peserta didik. B. PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diberikan karakter pada peserta didik dengan pembelajaran cara A.M.P.U.H. dalam merebut hati murid. A : Asertif dalam bertindak M : Menghargai Murid Anda P : Pandai Membina Hubungan Baik U : Usaha Optimal H : Hindari Kekerasan dan Rasa Takut. Rendahnya karakter keaktifan, karakter kemandirian, karakter nasionalis dan patriotis peserta didik, dan hasil belajar Mekanka Teknik pada peserta didik X TKBB1 tadi disebabkan oleh beberapa faktor dari guru itu sendiri seperti : 1. Guru kurang bisa menguasai kelas. 2. Guru kurang menguasai materi pelajaran. 3. Guru kurang tepat menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi. 4. Guru kurang bervariasi dalam menerapkan metode pembelajaran . 5. Guru kurang trampil memilih alat peraga yang tepat dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan disajikan. 6. Guru kurang dapat memotivasi peserta didik untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. C. CARA PENYELASAIAN MASALAH 1. CARA A : Asertif dalam Bertindak. Di dalam praktiknya,sikap guru dalam merespons stimulus dari perilaku anak didiknya sangat beragam. Ada guru yang dapat menahan emosi dan mengarahkan anak untuk berperilaku sesuai yang diharapkan, namun ada juga yang apatis atau bersikap pasip. Guru seperti ini membiarkan kesalahan atau perilaku buruk yang dilihatnya. Ada juga guru agresif yang melihat suatu persoalan menggunakan kacamata kuda.tipe guruseperti ini ,oleh murid-muridnya dianggap sebagai guru killer. TIPE GURU MENURUT SIKAP DAN PERILAKUNYA, a. Tipe guru apatis (Pasip) Guru tipe ini memiliki cirri-ciri ekspresi wajah datar, tidak berani menatap, sering meremasremas tangan sendiri, dan tekanan suara lemah.biasameremehkan diri sendiri, tetapi menghargai orang lain.Guru pasif cenderung menunggu orang lain menghampiri dirinya untuk menyodorkan bantuan. b. Tipe guru sarkastis (pasif – Agresif) Guru tipe ini memiliki cirri-ciri suka meremehkan orang lain dan tidak menghargai kemampuan dirinya. Bersikap pasip di depan orang banyak, tetapi agresif di belakangnya. c. Tipe guru Killer (Agresif) Cirri-ciri guru tipe ini adalah selalu bertindak spontan, ekspresi wajah dan mata melotot, suara meniggi, menganggap dirinya benar, dan orang lain selalu salah. Perilaku agresif lebih menekankan pada sesuatu yang bertujuan untuk menyakiti orang lain dan secara social tidak dapat diterima. d. Tipe guru asertif Guru tipe ini adalah sesuatu menunjukkan ekspresi ketulusan dan selalu menghargai orang lain, menatap lawan bicara , tubuh tegap dan tekanan suara tepat. Sikap asertif ( ketegasan, keberanian menyatakan pendapat) meliputi tiga komponen dasar yaitu: a) Kemampuan mengungkapkan perasaan ( misalnya mau menerima dan mengungkapkan perasaan tidak suka ) b) Kemampuan mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka (mampu menyuarakan pendapat , menyatakan ketidaksetujuannya,dan sikap tegas, meskipun secara emosional sulit melakukan ini dan terkadang harus menghormati sesuatu). c) Kemampuan mempertahankan hak-hak pribadi( tidak membiarkan orang lain mengganggu dan memanfaatkan dirinya) Seorang guru akan dihadapkan pada berbagai karakter siswa. Bahkan kadang kala terjadi benturan antara karakter siswa yang satu dengan yang lainnya. Dalam menghadapi situasi seperti ini, guru dituntut manpu mengayomi semua siswanya, termasuk siswa-siswa yang dianggap “nakal” atau kerap membuat onar. Guru tidak boleh berpihak pada salah seorang atau sekelompok siswa tertentu saja. Guru harus mampu meluruskan, tetapi disisi lain juga melindungi sisi kemanusiaan mereka ( ingat, bukan perilaku buruk siswa yang dilindungi tetapi hak mereka sebagai manusia. TINDAKAN TEGAS YANG AMPUH: · Menegakkan aturan dan konsisten menjaga aturan tersebut. · Mengarahkan perilaku anak dengan tetap menjaga harga diri · Memastikan anak-anak betanggungjawab atas pilihan yang mereka buat. · Menerapkan sanksi jika diperlukan, tapi bukan rasa marah. · Berusaha mengajarkan ketrampilan social untuk menghasilkan pilihan yang lebih baik. 10. Langkah asertif dalam menegakkan disiplin Langkah 1. Pergoki mereka ketika sedang berbuat baik. Sebuah iklim yang mendukung dan menyemangati membutuhkan sorotan dan komentar-komentar positif. Langkah 2. Gunakan isarat positip Guru bias memanfaatkan anak-anak yang berperilaku baik sebagai contoh / pengingat bagi mereka yang berperilaku tidak baik. Langkah 3. Gunakan kedekatan fisik Kemampuan seorang guru untuk mengatur kedekatan fisiknya dengan kelompok-kelompok dan individu-individu adalah bagian penting dalam pengelolaan kelas. Langkah 4. Gunakan pertanyaan untuk membuat anak kembali terfokus. Pertanyaan-pertanyaan yang terdengar santai dapat menjadi cara yang sangat kuat untuk membuat anak kembali terfokus tanpa menarik banyak perhatian. Langkah 5. Ulangi arahan secara personal . Memberikan seorang anak pengarahan singkat dan personal diikuti dengan pemberian waktu beberapa detik untuk membiarkan si anak memfokuskan kembali perilakunya sangatlah efektif, terutama bagi anak-anak yang memiliki respons buruk terhadap teguran dimuka public, Langkah 6. Akui dan arahkan kembali. Guru tidak boleh terjebak kedalam perilaku argumentasi atau sekunder. Guru-guru yang cerdas menggunakan pengakuan yang diikuti dengan pengarahan kembali. Langkah 7. Berikan pengingat aturan yang jelas. Pengingat aturan-aturan kelas yang personal dan tegas dapat menjadi strategi yang sangat efektif dan tidak konfrontasional dengan menyebutkan aturan-aturan tersebut sebagai “peraturan kita” bukan “peraturan ibu/bapak” Langkah 8. Berikan pilihan yang jelas. Menyatakan berbagai konsisten atas pilihan-pilihan tidak baik yangberkelanjutan, secara tegas mengembalikan pusat kendali dan tanggung jawab. Langkah 9. Gunakan konsekuensi yang telah disetujui Jika anak-anak terus membuat pilihan yang buruk , guru dapat menerapkan konsekuensi-konsekuensi yang telah dietujui bersama. Langkah 10. Gunakan strategi “ keluar” Jika sejumlah anak terus menerus menggunakan proses mengajarkan secara signifikan dan atau proses belajar anak-anaklain, merekabisa dikeluarkan dari ruang kelas dengan menggunakan prosedur-prosedur yang telah disetujui sekolah.namun perlu diketahui bahwa hukuman jenis iniadalah hukuman yang cukup serius. 2. CARA M : MENGHARGAI MURID. Setiap manusia apapun latar belakangnya, memiliki kesamaan yang mendasar, yaitu ingin dipuji, diakui, didengarkan, dan dihormati. Kebutuhan ini sering terlupakan begitu saja. Manusia bukan sekedar makluk fisik, tetapi juga makluk spiritual yang membutuhkan sesuatu yang jauh lebih bernilai. Mengapa guru perlu memberI pujian? Ada beberapa manfaat yang bias didapat dengan memberikan pujian: · Menunjukkan pnghargaan atasupaya murid-murid · Memastikan bahwa perilaku yang baik terus berulang · Membangun hubungan yang lebih dekat dan komunikasi yang lebih positif · Memberikan contoh pada murid-murid lain agar mengikuti perilaku yang baik. Bentuk –bentuk pujian bias diberikan melalui ucapan-ucapan seperti terima kasih; kamu hebat; luar biasa; atau gesture seperti acungan jempol, senyuman, anggukan setuju, tepukan di bahu, dan lain-lain. CARA P : PANDAI MEMBINA HUBUNGAN BAIK Kiat cerdas berkomunikasi. Seorang guru harus menyadari betapa pentingnya ketrmpilan komunikasi dalam proses pembelajaran seperti halnya menyadari bahwa semua sisa memiliki berbagai tingkat kekuatan dan kelemahan.hanya melalui ketrampilan komunikasilah dia dapat memperkenalkan solusi kreatif dan efektif untuk masalah-masalh siswa. Berikut ini adalah kiat-kiat cerdas berkomunikasi a. Menggunakan bahasa motivasi b. Menggunakan bahasa tubuh c. Menggunakan humor 3. CARA U : USAHA OPTIMAL Niat dan keyakinan Manuasia wajib berusaha , tuhan yang menentukankeberhasilannya pernyataan tersebut sangat dipercaya oleh manusia beragama diseluruh dunia. Usaha yang baik harus dimulai dari niat yang baik pula, aspek niat itu ada 3 hal, a. Diyakini dalam hati b. Diucapkan dengan lisan (tidak perlu keras sehingga dapat mengganggu orang lain atau bahkan menjadi riya.) c. Dilakukan dalam bentuk amal perbuatan. Membiasakan diri dengan kebiasaan efektif Tujuh kebiasaan yang dipaparkan covey ternyata sangat baik jika diaplikasikan di dalam dunia pendidikan. 1). Kebiasaan 1 jadilah proaktif Sikap proaktif untuk kebiasaan ini adalah : a) Sikap bertanggung jawab b) Mengambil inisiatif c) Menentukan tindakan, sikap, dan suasana hati d) Tidak menyalahkan orang lain bila melakukan kesalahan e) Melakukan yang seharusnya dilakukan tanpa diminta meskipun tidak ada orang yang melihat. 2) kebiasan 2. Merujuk pada tujuan akhir Kebiasaan yang merujuk pada tujuan akhir ini adalah: a) Membuat rencana didepan dan menetapkan target b) Melakukan hal-hal yang berarti dan membuat perbedaan c) Menjadi bagian penting dari kelas dan memberikan kontribusi terhadap visi dan misi sekolah d) Berusaha menjadi warga yang baik. 3)Kebiasaan 3. Dahulukan yang utama. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting,entah mendesak atau tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama. Kebiasaan mendahulukan yang utama adalah: a) Menghabiskan waktu untuk hal-hal terpenting, ini berarti mengatakan tidak untuk hal-hal yang tak bolah dilakukan b) Menetapkan prioritas c) Membuat jadwal dan melaksanakan rencana d) Disiplin dan terorganisasi 4)Kebiasaan 4. Berpikir menang-menang. Kebiasaan berpikir menang ini adalah: a) Menyeimbangkan keberanian mendapatkan kemauan saya dan kemauan orang lain. b) Selalu mempertimbangkan perasaan orang lain c) Jika terjadi perselisihan, mencari alternative ketiga. 5) kebiasaan 5 : berusaha memahami terlebih dulu, baru pahami Kebiasaan berusaha untuk memahami terlebih dahulu baru dipahami ini adalah: a) Mendengarkan gagasan dan perasaan orang lain b) Mencoba melihat dari sudut pandang mereka c) Mendengarkan oranglain tanpa memotong pembicaraan d) Menatap mata lawan bicara. 6.Kebiasaan 6. Wujudkan sinergi Kebiasaan mewujudkan sinergi ini adalah: a) Menghargai kekuatan orang lain dan belajar darinya. b) Pandai bergaul bahkan dengan orang yang berbeda c) Bekerja baik dalam kelompok d) Meminta gagasan orang lain untuk memecahkan masalah. Sebab dengan bekerja sama dengan orang lain akan dihasilkan solusi yang lebih baik daripada jika seseorang bekerja secara individu e) Bersikap rendah hati. 7. kebiasaan mengasah gergaji. Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus menerus dalam keempat bidang kehidupan dasar,yakni fisik,sosial,/emosional, mental.dan rohani. a) Menjaga tubuh dengan menjaga makanan, berolah raga, dan tidur secukupnya. b) Menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman c) Belajar dengan berbagai cara dan diberbagai tempat d) Meluangkan waktu mencari cara yang berarti untuk membantuorang lain. CARA H : HINDARI KEKERASAN DAN RASA TAKUT Rasa takut dan akibat yang ditimbulkannya. Perlakuan yang menimbulkan rasa takut yang dialami anak dapat memberikan dampak negative bagi tumbuh kembangnya.anak yang mengalami rasa cemas akan mengalami gangguan psikologis seperti kurang percaya diri, rendah diri, dan merasa tidak berarti dalam lingkungannya sehingga tidak termotivasi untuk mewujudkan potensi-potensi yang dimilikinya. Cara ampuh mengatasi konflik kekerasan. Berikut hal-hal yang biasa dilakukan guru dalam mengatasi konflik. 1. Mendengar aktif 2. Pastikan pesan guru efektif Indicator bahwa pesan yang disampaikan guru efektif adalah sebagai berikut: a) Murid dapat menangkap apa yang menyebabkan guru terganggu. b) Pesan guru harus mengandung pengaruh yang konkret, yang dapat merangsang murid untuk mengubah tingkah laku. c) Pesan guru disampaikan secara asertif. Dengan kata lain seorang guru mampu menyampaikan maksud dan perasaan-perasaannya kepada murid tanpa menyinggung atau melukai perasaan murid yang menerimanya. 3. Menyelesaikan konflik secara kontruktif. Hal yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan konflik secara konstruktif adalah sebagai berikut: a) Respek , sikap menerima dan menghargai pihak lain sebagaimana adanya. b) Mencari titik temu, bukan memperlebar jurang perbedaan c) Menghargai tindakan-tindakan yang menyakiti secara fisik. d) Menghindari jangan sampai ada pihak yang merasa dipermalukan 4. Menerima dan memberikan feedback/ umpan balik yang bermanfaat. Ada beberapa trik menyampaikan feedback yang positip yaitu, a). diberikan secara jujur, tidak ada maksud tersembunyi atau siasatuntuk maksud lain. b) .Diberikan secara deskripsi, terurai sehingga tergambar jelas, c) hindari feedback yang berada penilaian d) ditujukan pada tingkah laku yang ingin diubah, bukan pada individunya. e) bersifat khusus, kata tidakdisiplin harus dipersempit menjadi misalnya terlambat dating, tidak mengerjakan PR dan lain-lain f) disampaikan dengan segera. D. SIMPULAN DAN REKOMENDASI SIMPULAN Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan mendapatkan cara A M P U H didalam merebut hati murid di sekolah sekolah yang selama ini guru kurang memperhatikan itu semuanya. cara AMPUH merebut hati murid. A : Asertif dalam bertindak M : Menghargai Murid Anda P : Pandai Membina Hubungan Baik U : Usaha Optimal H : Hindari Kekerasan dan Rasa Takut. Manfaat bagi guru untuk cara A M P U H untuk merebut hati murid, dapat membuat, a) Meningkatkan kompensi kepribadian dan kemampuan bersikap asertif untuk membangun dan memelihara pembelajaran yang menyenangkan. b) Membangun budaya saling menghormati dan berpikir positif agar tercipta suasana pembelajaran unggul. c) Memperoleh kiat jitu dalam berkomunikasi dan membangun hubungan baik dengan murid, orang tua murid, dan stakeholders. d) Meningkatkan kebiasaan efektif dan berpikir maju e) Mendalami motivasi hidupmulia dan mengkatkan rasa cinta terhadap profesi sebagai pendidik. REKOMENDASI 1 Sekolah sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan formal diharapkan dapat menerapkan guru cara A.M.P.U.H agar pelaksanaannya proses pembelajaran di kelas dapat optimal. 2. Sekolah diharapkan mengikutsertakan semua guru dalam seminar guru cara A.M.P.U.H merebut hati murid. 3. Sekolah mengadakan seminar dan pelatihan pada dasarnya dilakukan melalui tiga orientasi, yaitu: a) Training of the head: bertujuan untuk membangun dimensi kognitif yaitu mindset, paradigm, konsep, teori dan prinsip. b) Training of the hands: bertujuan untuk membangun dimensi psikomotorik, yaitu kompetensi, skill, kapabilitas, kebiasaan, kemahiran, dan keahlian. c) Training of the heart: bertujuan untuk membangun dimensi afektif, yaitu emosional, semangat, spiritualitas, motivasi, sikap, dan karakter. E. PELAJARAN YANG DIPEROLAH Hasil dari pembelajaran cara A.M.P.U.H adalah data harian pada kompetensi Mekanika Teknik dan data observasi kelas X TKBB1 berupa data perilaku siswa yang didapat dari guru, dan data dokumentasi foto. Hal yang dibahas berupa proses pembelajaran, peningkatan karakter peserta didik pada kompetensi Mekanika Teknik dan terjadi perubahan akifitas belajar siswa . Sedangkan kondisi karakter peserta didik hasil obserfasi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel Pencapaian karakter peserta didik no Aspek karakter Pertemuan1 Pertemuan2 Pertemuan3 Pertemuan4 keterangan 1 Religius 52 77 88 94 naik 2 Jujur 40 62 74 80 naik 3 Toleransi 31 51 61 72 naik 4 Disiplin 37 37 48 56 naik 5 Kerja keras 46 45 50 56 naik 6 Kreatif 31 46 52 57 naik 7 Mandiri 37 46 51 56 naik 8 Demokratis 31 42 51 63 naik 9 Rasa ingin tahu 52 77 88 94 naik 10 Semangat kebangsaan 40 62 74 80 naik 11 Cinta tanah air 31 51 61 72 naik 12 Menghargai prestasi 37 37 48 56 naik 13 Bersahabat/komunikatif 46 45 50 56 naik 14 Cinta damai 31 46 52 57 naik 15 Gemar membaca 37 46 88 56 naik 16 Peduli lingkungan 46 42 74 63 naik 17 Peduli sosial 31 46 88 56 naik 18 Tanggung jawab. 37 42 74 63 naik Dilihat dari tabel diatas tingkatan dalam karakter peserta didik : sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, Untuk hasil obserfasi analisa: di dalam siklus 2 ini belum ada yang mencapai sangat tinggi, tinggi terdapat di dalam indikator sangat tinggi: terdapat pada indikator 1). Religius, 2). Jujur, 3).Toleransi.4).disiplin, 5). Kerja keras, 6). Kreatif, 7). Mandiri,8). Demokratis, 9). Rasa ingin tahu, 10). Semangat kebangsaan, 11). Cinta tanah air, 12). Menghargai prestasi, 13). Bersahabat/ komunikatif, 14). Cinta damai, 15). Gemar membaca, 16). Peduli lingkungan, 17). Peduli sosial.18).tanggung jawab. Karakter peserta didik dapat melatih memori siswa agar bekerja dan berkembang secara optimal. Guru perlu memberikan kesempatan siswa untuk mengoptimalisasikan memori siswa bekarja secara maksimal dengan memberikan waktu untuk mengungkapkan kreatifitas sendiri. Cara lain untuk membentuk karakter peserta didik dengan memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna yang bermanfaat bagi kehidupan peserta didik, pemberian rangsangan tugas, tantangan , memecahkan masalah atau mengembangkan pembiasaan agar dalam dirinyatumbuh kesadaran bahwa belajar menjadi kebutuhan hidupnya. Alasan lain mengaktifkan peserta didik yaitu dengan menganalisis cara belajar peserta didik yang berbeda-beda. Setiap peserta didik perlu memperoleh layanan bimbingan belajar yang berbeda-beda pula, sehingga seluruh siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Guru perlu menyadari bahwa peserta didik berlaar belakang sosial yang berbeda sehingga guru mempunyai tugas untuk menumbuhkan kesadaran agar setiap peserta didik merasa membutuhkan belajar. Implikasi karakter dalam proses belajar terlihat dari beberapa kegiatan yaitu, 1) memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berkreatifitas dalam proses belajarnya. 2) memberikan kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan , 3) memberikaan tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru, 4) memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap peserta didik yang memberikan respons terhadap pertanyaan yang diajukan, 5) menggunakan mukti metode dan mukti media di dalam pembelajaran ( Aunurrahman, 2009: 121 dalam ebookbrowse.com / teori-keaktifan siswa dalam pembelaajaran.pdf.2013.tgl 28-2-2013 jam 10.00 WIB.). Dalam menganalisis tentang karakter terdapat beberapa indikator yang dapat menjadi pedoman dalam pengukuran karakter. Indikator karakter peserta didik dapat dilihat dari kriteria berikut ini, 1). Religius, 2). Jujur, 3).Toleransi.4).disiplin, 5). Kerja keras, 6). Kreatif, 7). Mandiri,8). Demokratis, 9). Rasa ingin tahu, 10). Semangat kebangsaan, 11). Cinta tanah air, 12). Menghargai prestasi, 13). Bersahabat/ komunikatif, 14). Cinta damai, 15). Gemar membaca, 16). Peduli lingkungan, 17). Peduli sosial.18).tanggung jawab.( Amiruloh.S:37-38) Tabel 2 Pencapaian nilai mata pelajaran Mekanika teknik NO. NAMA pertemuan pertemuan pertemuan pertemuan Rara2x KETUNTASAN 1 2 3 4 TUNTAS TIDAK 1 AAN DWI .S 70 75 75 75 74 √ 2 AGIL PUTRA .Y 70 80 87 80 79 √ 3 AGUNG SAIPUL 70 80 87 85 81 √ 4 AKBAR AJI .S 65 75 80 80 75 √ 5 AKHIR PUJI .L 70 80 80 80 78 √ 6 ALDALIA .A.P. 70 80 75 75 75 √ 7 ALIF FIRMAN N 70 75 75 75 74 √ 8 ANJAR DWI .S 70 82 75 80 77 √ 9 APRILIA .N.R 70 80 80 85 79 √ 10 APRILIYA .N 70 85 86 90 83 √ 11 ARIEF .W 0 0 0 0 0 12 ARIFIN 70 80 85 90 81 √ 13 AYU .W.E 70 80 85 90 81 √ 14 BAYU .K 70 85 85 90 83 √ 15 BUDI .A 65 70 70 65 68 √ 16 DAPIT .B 80 90 100 100 93 √ 17 DEDI .S 80 80 94 95 87 √ 18 DICKY .D 80 80 88 90 85 √ 19 DIRGANTARA 70 75 82 80 77 √ 20 ELISA .A..S 70 75 75 75 74 √ 21 EMANDA .C .I 70 75 78 80 76 √ 22 ERWANDA .S 70 77 78 79 76 √ 23 FAJAR .K 65 75 70 70 70 √ 24 FEBYAN .D .W 70 80 80 80 78 √ 25 GALUH .C .P 80 90 90 90 88 √ 26 GUSTI DWI .S 65 65 70 70 68 √ 27 HARI ADI.R 70 80 80 80 78 √ 28 IMRON NUR ,Y 80 90 90 90 88 √ 29 INDRI ARI .K 65 70 75 75 71 √ 30 JAFAR SHIDIQ 70 80 80 80 78 √ 31 JANUAR .W.R 65 70 70 70 69 √ 32 LARAS NUR .P 90 90 98 100 95 √ 33 LEA YUGUS .A 65 75 75 80 74 √ Prosentase yang Tuntas 87% 97% 100% 97% 29/32 x 100% = 91 % Prosentase yang Tidak Tuntas 15,6% 3% 0% 3% 3/32x100% = 9% Keterangan: Nilai 1 : balok diatas dua dudukan dengan beban terbagi merata 87% Nilai 2 : balok diatas dua dudukan dengan beban terbagi segitiga 97%% . Nilai 3 : balok dua dudukan dengan beban trepesium 100% . Nilai 4 : balok dua dudukan beban gabungan 97% Jumlah rata rata kelas = 95% Dari hasil penilaian pada pertemuan 1materi balok diatas dua dudukan dengan beban terbagi merata memperoleh nilai ketuntasan 87%, pertemuan ke 2 dengan materi balok diatas dua dudukan dengan beban terbagi segitiga mempeooleh nilai ketuntasan 97%, pertemuan ke3 materi balok dua dudukan dengan beban trapesium memperoleh nilai ketuntasan 100%, dan pada pertemuan ke 4 dengan materi balik dua dudukan beban gabungan 97%, sehingga dapat diperoleh nilai rata-rata 95%. E. DAFTAR PUSTAKA Amirulloh,S. 2014. Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga.Jakarta.Gramedia.... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2015/11/pengalamanterbaik-meningkatkan-karakter.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar